Agronomis yang suka menulis.
Era Baru Pertanian, Ketika Teknologi Gadget Bersemi di Ladang
Jumat, 25 Juli 2025 09:14 WIB
Era baru pertanian menggunakan teknologi gadget meningkatkan produktivitas dan efisiensi, meski ada tantangan biaya.
***
Pertanian telah menjadi tulang punggung peradaban manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Namun, dengan kemajuan teknologi yang pesat, kita kini memasuki era baru pertanian yang didominasi oleh gadget dan teknologi digital. Transformasi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dan produktivitas, tetapi juga membuka peluang baru bagi para petani untuk menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim dan peningkatan permintaan pangan.
Dalam tulisan ini, akan dibahas bagaimana teknologi gadget, seperti drone, sensor tanah, dan aplikasi pertanian pintar, berkontribusi pada revolusi pertanian modern.
Peningkatan Produktivitas Melalui Teknologi
Salah satu keuntungan paling signifikan dari penerapan teknologi dalam pertanian adalah peningkatan produktivitas. Menurut laporan dari Food and Agriculture Organization (FAO), penggunaan teknologi modern dapat meningkatkan hasil panen hingga 30% dalam beberapa kasus (FAO, 2020). Contohnya, penggunaan drone untuk pemantauan lahan pertanian memungkinkan petani untuk mengidentifikasi area yang membutuhkan perhatian khusus, seperti kekurangan air atau serangan hama.
Sebuah studi oleh University of California menunjukkan bahwa penggunaan drone dalam pertanian dapat mengurangi biaya operasional hingga 20% dan meningkatkan hasil panen secara signifikan (UC Agriculture and Natural Resources, 2019).
Penggunaan Sensor dan IoT dalam Pertanian
Teknologi Internet of Things (IoT) dan sensor tanah memainkan peran penting dalam pertanian modern. Dengan menggunakan sensor yang dipasang di tanah, petani dapat memantau kelembapan, pH, dan nutrisi tanah secara real-time. Data ini sangat berharga untuk menentukan kapan dan berapa banyak pupuk atau air yang diperlukan. Sebuah penelitian oleh McKinsey & Company menunjukkan bahwa penggunaan teknologi sensor dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air hingga 50% (McKinsey & Company, 2021).
Di Indonesia, beberapa petani telah mulai mengadopsi teknologi ini, dan hasilnya sangat menjanjikan. Misalnya, petani di daerah Jawa Tengah yang menggunakan sistem irigasi pintar melaporkan peningkatan hasil panen hingga 40% dalam satu musim tanam (Kementerian Pertanian RI, 2022).
Aplikasi Pertanian Pintar dan Analisis Data
Aplikasi pertanian pintar yang tersedia di smartphone juga telah merevolusi cara petani mengelola lahan mereka. Aplikasi ini menyediakan informasi cuaca, analisis pasar, dan panduan perawatan tanaman yang dapat diakses dengan mudah. Menurut survei yang dilakukan oleh AgFunder, sekitar 70% petani muda di seluruh dunia menggunakan aplikasi pertanian untuk membantu mereka dalam pengambilan keputusan (AgFunder, 2021).
Di Indonesia, aplikasi seperti TaniHub memberikan platform bagi petani untuk menjual produk mereka secara langsung kepada konsumen, mengurangi perantara dan meningkatkan pendapatan mereka.
Tantangan dan Solusi dalam Penerapan Teknologi
Meskipun teknologi menawarkan banyak manfaat, ada tantangan yang harus dihadapi dalam penerapannya. Salah satu tantangan utama adalah biaya awal yang tinggi untuk investasi dalam teknologi. Banyak petani kecil di Indonesia yang kesulitan untuk mengakses teknologi canggih karena keterbatasan finansial. Namun, solusi seperti program subsidi pemerintah dan kemitraan dengan perusahaan teknologi dapat membantu mengatasi hambatan ini. Misalnya, program Smart Farming yang diluncurkan oleh Kementerian Pertanian Indonesia bertujuan untuk memberikan akses teknologi kepada petani kecil melalui pelatihan dan bantuan finansial (Kementerian Pertanian RI, 2023).
Kesimpulan
Era baru pertanian yang didorong oleh teknologi gadget menawarkan banyak peluang untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan dalam sektor pertanian. Dengan penerapan drone, sensor, dan aplikasi pintar, petani dapat mengelola lahan mereka dengan lebih efisien dan efektif. Meskipun ada tantangan dalam penerapan teknologi, solusi inovatif dapat membantu mengatasi hambatan tersebut.
Oleh karena itu, penting bagi pemerintah, lembaga penelitian, dan sektor swasta untuk bekerja sama dalam mempercepat adopsi teknologi di kalangan petani, sehingga kita dapat menghadapi tantangan pangan global dengan lebih baik di masa depan.
Referensi:
- Food and Agriculture Organization (FAO). (2020). "The State of Food and Agriculture 2020." FAO.
- UC Agriculture and Natural Resources. (2019). "The Economic Impact of Drones in Agriculture." University of California.
- McKinsey & Company. (2021). "How Technology is Reshaping Agriculture." McKinsey & Company.
- Kementerian Pertanian RI. (2022). "Laporan Hasil Pertanian 2022." Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
- AgFunder. (2021). "Farmers and Technology: A Global Perspective." AgFunder.
- Kementerian Pertanian RI. (2023). "Program Smart Farming untuk Petani Kecil." Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

Penulis Indonesiana
4 Pengikut

Pesta Adat dan Tantangan Digitalisasi
20 jam lalu
Pangan Kita, Masa Depan Anak Cucu
Kamis, 9 Oktober 2025 15:34 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler